Monday, 28 September 2015

BELAJAR TERNAK PLECI


  • MEMILIH DAN MEMPERSIAPKAN CALON INDUKAN
Sebelum memilih calon indukan ada baiknya kita mengetahui perbedaan antara jantan dan betina, selama ini patokan yang saya gunakan untuk membedakan jenis kelamin jantan dan betina pada burung pleci adalah dari vent nya.
Vent jantan mempunyai bentuk yang menonjol keatas sedangkan betina cenderung datar atau rata dengan perut. Namun kondisi seperti itu juga di pengaruhi dari tingkat kematangan kelamin dan kesehatan burung tersebut. Cara yang lebih mudah adalah dengan membedakan dari kemampuan burung tersebut dalam berkicau, karena biasanya hanya pleci berjenis kelamin jantan yang bisa berkicau/ngriwik sedangkan betinanya tidak.

Syarat utama untuk calon indukan yang akan digunakan untuk breeding sebaiknya yang sudah cukup umur atau usia diatas 1 tahun dan sudah terbiasa dengan aktivitas manusia disekitarnya (jinak lalat). Untuk indukan jantan sebaiknya dipilih yang sudah ngalas karena untuk menarik perhatian dan merangsang indukan betina untuk kawin.
  • PENJODOHAN
Setelah kita mendapatkan calon indukan yang akan digunakan untuk breeding, tahap selanjutnya adalah penjodohan calon indukan. Proses penjodohan di mulai dengan saling mendekatkan sangkar masing-masing indukan selama 1-2 minggu, sangkar indukan di usahakan selalu berdekatan tiap hari siang dan malam. Selama proses penjodohan asupan makanan yang mengandung protein harus ditingkatkan misalnya pemberian kroto dan ulat hongkong.
Saat memasuk hari ke 5 proses penjodohan kita coba untuk menjauhkan kandang kedua calon indukan tanpa saling lihat dan hanya bisa saling dengar, dari situ kita bisa mengukur sejauh mana tingkat penjodohan calon indukan yang sedang kita jodohkan, apabila kedua calon indukan saling memanggil dengan intensitas “call” yang sering dan untuk pejantan tidak jarang akan berkicau dengan lantang dan selalu gelisah mencari pasangannya, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tahap penjodohan hampir berhasil.
Setelah seharian kita jauhkan kedua calon indukan tadi, malam harinya bisa kita coba mencampurkan kedua calon indukan tadi dengan memasukan calon indukan betina ke sangkar calon indukan jantan sambil kita amati perilaku kedua calon indukan tadi setelah kita satukan biasanya jantan akan aktif merayu betinanya untuk kawin dengan cara berkicau pelan sambil teler, tidak jarang langsung terjadi perkawinan, namun terkadang jantan terlalu agresif dan mengejar betinanya jika kedua calon indukan terlihat tidak akur atau saling serang lebih baik kita pisahkan lagi dan kita coba lagi 3 hari kemudian.
  • MENYIAPKAN SANGKAR UNTUK BREEDING
Untuk sangkar breeding saya menggunakan sangkar dengan ukuran minimal 40cmx30cmx40cm, dalam sangkar kita sediakan sarana seperti tempat pakan & minum, wadah sarang dan bahan sarang.
wadah sarang bisa menggunakan anyaman bambu, kawat ram, atau wadah yang kita buat sendiri dari bahan triplek, wadah sarang bisa berbentuk lingkaran dengan diameter kurang lebih 5-10cm dan bisa juga berbentuk persegi. Bahan sarang bisa menggunakan serat nanas atau rumput kering yang mempunyai tekstur yang lembut. Bahan sarang kita tempatkan dalam wadah sarang dan dibentuk menyerupai sarang aslinya dan sebagian diletakkan di alas sangkar agar merangsang indukan untuk ber-reproduksi. Dalam tahap ini pemberian pakan yang mengandung protein tinggi tetap harus selalu diberikan agar tingkat birahi indukan selalu baik dan jangan lupa penjemuran rutin minimal ½ jam tiap pagi. Penempatan kandang penangkaran sebaiknya aman dari hewan pengganggu seperti semut dan tikus,serta memiliki sirkulasi udara yang cukup,tidak terlalu panas atau terlalu lembab.
  • METODE BONGKAR PASANG/CAMPUR PISAH
Metode ini dilakukan dengan cara memisahkan indukan jantan dari kandang penangkaran, malam hari indukan jantan dipisah dari betinanya sampai keesokan harinya dan disatukan lagi setelah rutinitas mandi jemur pagi atau bisa juga dipisah saat indukan betina akan bertelur yang ditandai dengan membesarnya bagian perut dan seringnya keluar masuk sarang. Metode ini saya gunakan karena berdasarkan pengalaman saya bila indukan jantan disatukan saat masa pengeraman biasanya pada malam hari indukan betinanya enggan mengeram, tapi semua itu tergantung masing-masing karakter indukan.
  • MASA PENGERAMAN
Masa pengeraman burung pleci memakan waktu sekitar 11-12 hari. pada masa pengeraman pemberian pakan yang mengandung protein tinggi seperti kroto dan ulat hongkong bisa dikurangi atau di hentikan untuk pemberian kroto nya.selama pengeraman  indukan tidak perlu dijemur dan juga tidak perlu membersihkan kandang karena akan mengganggu proses pengeraman.
  • PERAWATAN SETELAH TELUR MENETAS
Saat telur mulai menetas, kita harus senantiasa menyediakan pakan berupa kroto yang cukup dan jangan sampai telat, karena bila pakannya telat indukan akan membuang salah satu anakannya karena mengira pasokan pakan tidak mencukupi untuk membesarkan anakan.
Lima hari pertama adalah masa kritis untuk anakan pleci maka dari itu kita usahakan agar pasokan pakan dalam keadaan segar selalu terpenuhi dan meminimalisir gangguan yang bisa menyebabkan indukan merasa terganggu/terancam. Setelah anakan memasuki usia 5 hari kita bisa memberikan jangkrik yang dipotong kecil-kecil.
  • KENDALA – KENDALA YANG SERING SAYA TEMUI DI AWAL BREEDING PLECI : 
  1. Indukan jantan yang terlalu agresif dan cenderung galak bisa disebabkan karena betinanya belum siap kawin sedangkan jantannya sudah dalam kondisi birahi yang memuncak, penanganannya antara lain dengan memisahkan betina dan mengkondisikan kembali agar birahinya memuncak.
  2. Indukan mengacak-acak sarang biasa terjadi dikarenakan indukan belum siap untuk ber-reproduksi atau indukan tidak cocok dengan penempatan posisi sarang. Biarkan indukan mengacak acak sarang, nanti bila sudah memasuki masa reproduksi kedua indukan akan membangun dan merapihkan lagi sarangnya,yang penting dalam wadah sarang masih tersedia bahan sarang.
  3. Indukan bertelur tidak diwadah yang telah disediakan tetapi bertelur dipangkringan sehingga telurnya jatuh dan pecah. Kejadian yang mungkin selalu terjadi pada indukan yang baru pertama produksi, jangan patah semangat, setelah produksi periode kedua atau ketiga indukan pasti akan bertelur di wadah yang sudah disediakan. Namun apabila kejadian ini terus berlangsung ada baiknya kita amati lagi apa yang menyebabkan indukan tidak mau bertelur di wadah sarang.



*Untuk membaca artikel Pleci di Blog Plecilovers klik Disini
0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Post a Comment

Budayakan koment setiap sudah membaca artikel